Senin, 02 Desember 2013


Psikologi Belajar
Belajar Merupakan Perubahan Perilaku

Skinner (1950) secara spesifik mendefinisikan belajar sebagainperubahan perilaku. “belajar bukan melakukan-belajar adalah mengubah apa yang kita lakukan” (skinner,1989a, h. 15). Sebagai contoh sewaktu kecil kita bisa membedakan mana keranjang yang berisi banyak dengan keranjang yang berisi lebih sedikit, tanpa mengetahui selisi dari setiap keranjang tersebut. Ketika sudah belajar menghitung, kita dapat mengidentifikasi jumlah dari setiap keranjang dan mampu juga menghitung selisinya. Data dari studi eksperimental atas perilaku adalah satu-satunya sumber informasi tentang penyebab perilaku yang dapat diterima. Aplikasi studi eksperimental atas belajar ke ruang kelas tidak fokus pad “pengembangan pikiran” atau misalnya, mengembangkan “pemahaman” tentang relasi matematika. Tujuannya adalah mengembangkan teknik yang dirancang membangun perilaku yang mendefinisikan pemikiran.  Contohnya ketika belajar aritmatika, tidak hanya dipelajari perhitungan dasar seperti, penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian. Tapi, di pelajari juga tentang bagaimana cara menghitung presentse, bilangan pecahan.
Skinner mendefinisikan variabel terikat sebagai perubahan dalam kemungkinan atau probabilitas dari emitted response (respon yang dikeluarkan). Priset harus memanipulasi kejadian-kejadian yang dapat diamati dalam latar dapat dikontrol. Prosedur ini dinamakan analisis eksperimental atas perilaku. Ini berarti mempelajari perilaku di dalam laboratorium dimana kondisi dapat dikontrol dan  dimanipulasi secara sistemtis, subjek pertama skinner adalah tikus, selanjutnya dia mnggunakan merpati. Karena kemungkinan perilaku itu sulit untuk diukur, maka yang diukur lebih dahulu adalah rata-rata atau frekuensi respons. Rata-rata respons berlaku untuk berbagai macam perilaku, mulai dari gerakan merpati di dalam laboratorium sampai respons siswa dikelas.
Skinner menetapkan sayarat untuk priset behavioral. Pertama, teori dan diskusi keadaan internal tidak boleh menjadi basis untuk riset. Kedua, periset harus melakukan eksperimen dengan subjek individual dan memanipulasi kejadian yang  dapat diamati dalam latar yang terkontrol. Ketiga, periset harus mendefinisikan sifat perilaku dan kondisi eksperimental dalam istilah fisik. Skinner mengidentifikasikan sifat perilaku dan kondisi eksperimental dalam istilah fisik. Skinner mengidentifikasikan frekuensi respons sebagai ukuran dari kemungkinan respons masa depan.  Dengan kata lain, ketika belajar terjadi, respons meningkat.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar