Psikologi Belajar
Belajar Merupakan Perubahan Perilaku
Skinner
(1950) secara spesifik mendefinisikan belajar sebagainperubahan perilaku. “belajar
bukan melakukan-belajar adalah mengubah apa yang kita lakukan” (skinner,1989a,
h. 15). Sebagai contoh sewaktu kecil kita bisa membedakan mana keranjang yang
berisi banyak dengan keranjang yang berisi lebih sedikit, tanpa mengetahui
selisi dari setiap keranjang tersebut. Ketika sudah belajar menghitung, kita
dapat mengidentifikasi jumlah dari setiap keranjang dan mampu juga menghitung
selisinya. Data dari studi eksperimental atas perilaku adalah satu-satunya
sumber informasi tentang penyebab perilaku yang dapat diterima. Aplikasi studi
eksperimental atas belajar ke ruang kelas tidak fokus pad “pengembangan pikiran”
atau misalnya, mengembangkan “pemahaman” tentang relasi matematika. Tujuannya adalah
mengembangkan teknik yang dirancang membangun perilaku yang mendefinisikan
pemikiran. Contohnya ketika belajar
aritmatika, tidak hanya dipelajari perhitungan dasar seperti, penambahan,
pengurangan, perkalian, pembagian. Tapi, di pelajari juga tentang bagaimana
cara menghitung presentse, bilangan pecahan.
Skinner
mendefinisikan variabel terikat sebagai perubahan dalam kemungkinan atau
probabilitas dari emitted response (respon
yang dikeluarkan). Priset harus
memanipulasi kejadian-kejadian yang dapat diamati dalam latar dapat dikontrol. Prosedur
ini dinamakan analisis eksperimental atas perilaku. Ini berarti mempelajari
perilaku di dalam laboratorium dimana kondisi dapat dikontrol dan dimanipulasi secara sistemtis, subjek pertama
skinner adalah tikus, selanjutnya dia mnggunakan merpati. Karena kemungkinan perilaku itu sulit untuk diukur, maka yang
diukur lebih dahulu adalah rata-rata atau frekuensi respons. Rata-rata respons
berlaku untuk berbagai macam perilaku, mulai dari gerakan merpati di dalam
laboratorium sampai respons siswa dikelas.
Skinner
menetapkan sayarat untuk priset behavioral. Pertama, teori dan diskusi keadaan
internal tidak boleh menjadi basis untuk riset. Kedua, periset harus melakukan
eksperimen dengan subjek individual dan memanipulasi kejadian yang dapat diamati dalam latar yang terkontrol. Ketiga,
periset harus mendefinisikan sifat perilaku dan kondisi eksperimental dalam
istilah fisik. Skinner mengidentifikasikan sifat perilaku dan kondisi
eksperimental dalam istilah fisik. Skinner mengidentifikasikan frekuensi
respons sebagai ukuran dari kemungkinan respons masa depan. Dengan kata lain, ketika belajar terjadi,
respons meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar